Kelana Budaya

Saat solusi kekinian tak lagi manjur mengobati lara, jelajah budaya kami pertemukan kembali para pemilik asa-raga nan patah dengan alam penyembuh, tradisi bijak, dan karya para empu yang melipur jiwa!

Simak beberapa program kerjasama kami!

Truntum & Bintang Penuntun

Petualangan akhir pekan berlatarkan kisah cinta, kesetiaan, dan kekuatan seni di Keraton Surakarta pada pertengahan abad ke-18 M.

Tamu diajak berkelana 2,5 abad ke masa lalu buat menyelami kisah ratu yang nelangsa, batik truntum yang lahir dari kepedihan hatinya, dan peran kain ikonik itu dalam memulihkan cinta rajanya yang lalai sekaligus martabat kerajaan yang nyaris dihancurkan perang saudara.

Peserta menjelajahi kembali keanggunan Surakarta yang diracik ulang para empu pawon dan seni keraton sembari menemukan kembali makna dibalik pepatah kuno: "tiada permata berkilau tanpa diasah gerinda, tiada manusia sempurna tanpa ditempa derita".

Nyala Budaya Mangkunegara

Walau salah satu trah termuda di antara 4 pewaris Mataram, kadipaten Mangkunegara cakap dalam menyeimbangkan tradisi dan inovasi.

Semangat itulah yang Kanjeng Gusti Mangkunegara X titahkan kepada kami untuk diwujudkan dalam sebuah program andalan yang melambangkan tahta barunya: program publik yang menghadirkan seni-budaya Mangkunegaran sebagai warisan yang terus menyala.

Proyek perdana kami nan sederhana tapi unik di penghujung 2022 segera viral. Antrean panjang mengular hingga keluar Pura, disesaki pengujung yang untuk pertama kalinya berkesempatan bertemu dan belajar langsung dari para empu tari, pawon, dan sastra keraton!

Foto: Aviv Abivada (banner) & Nur Hayati (Nyala Budaya Mangkunegara). Video: Rizki Cahya (Bunga Truntum & Bintang Penuntun). Hak cipta milik masing-masing fotografer/videografer untuk dapoerdongeng noesantara (c)